Serbuan Kelabu: Beradu di atas ombak pada kasus yang tabu.
#BERLOKAWIGNA: [Mysterious Lotus Casebook]
CW // TW! knife, harsh words, blood, adegan pertempuran.
. . .
Di tengah derasnya hujan badai, sebuah kapal besar terombang-ambing di lautan yang gelap. Petir menyambar pun ombak terlihat saling menghantam bibir kapal hingga suara dentuman terdengar, menambah suasana yang tak kalah tajam dalam pandangan mata.
"Berlayar di cuaca seperti ini, sungguh menyulitkan." Para prajurit siaga kapal saling berbincang, "Jangan berbicara, dan jangan sampai terdengar oleh ketua Aliansi." Pengawal yang lebih tinggi balas memperingati meski rautnya tak kalah kusut ingin mengeluh.
Bagi mereka berlayar bukan lah hal yang biasa. Menyusuri pulau bahkan tempat yang jauh sekalipun. Dalam pandangan sejauh memandang, dari arah timur muncul sebuah perahu kecil yang dinaiki oleh seseorang dengan balutan baju putih atau bisa disebut Hanfu. Pedang dalam genggaman dengan ukiran berlapis emas, serta helai rambut panjang tak selaras dengan sudut mata yang tajam menatap kapal besar di depannya.
Para prajurit saling melempar tanya, menerka siapa pria dengan perahu tunggal itu yang semakin lama semakin mendekat.
Pria itu bernama Li XiangYi, wajahnya pucat, helai rambutnya panjang dan tubuhnya agak gemetar, berdiri dengan pedang terhunus. Tatapannya tak berpaling barang sedetik, lurus serta tajam.
Semilir angin disekitaran semakin kencang, kobaran api dalam kapal seakan berlarian. Sampai dimana tiba-tiba pedang meluncur dengan cepat dari sisi perahu XiangYi mengarah ke kapal.
Pertarungan dimulai saat XiangYi melompat ke tengah kapal, para prajurit siaga menghadang dengan pedangnya. Satu lawan banyak, tentu tidak membuat seorang XiangYi merasa takut.
Disamping itu meskipun racun teh hijau yang mematikan telah merasuki tubuhnya, melonjak setiap gerakannya. Namun, semangatnya tak goyah. Di hadapannya, Fei Sheng, pemuda penuh ambisi, menatap tajam dengan keyakinan membara.
"Jangan salahkan aku kalau kau tak bisa berdiri setelah ini, Xiang Yi!" seru Fei Sheng, mencoba menyembunyikan keraguan dalam hatinya.
Xiang Yi tidak menjawab, hanya melangkah maju dengan perlahan. Tiba-tiba, keduanya melesat, pedang mereka beradu dengan suara yang memekakkan telinga, bersaing dengan gemuruh badai. Serangan Fei Sheng ganas, penuh kekuatan mentah, tetapi gerakan Xiang Yi tetap tenang, meski terlihat semakin lemah dari waktu ke waktu.
Serangan demi serangan berlangsung tanpa ampun. Fei Sheng mulai menyadari sesuatu—Xiang Yi tidak seperti biasanya. Gerakannya melambat, napasnya berat, dan cengkeramannya pada pedang tak lagi berlaku dulu. Namun, Fei Sheng terlalu terlena dengan ambisinya untuk menang, menyerang tanpa ampun.
Hingga akhirnya, Xiang Yi lengah, dan sebuah serangan telak menghantamnya. Tapi sebelum jatuh, dia berhasil melukai Fei Sheng dengan serangan balik yang terakhir. Keduanya terhuyung, kehabisan tenaga.
Satu demi satu mereka terjatuh ke laut yang mengamuk. Fei Sheng, meski berusaha keras, akhirnya tenggelam karena tenaganya belum cukup kuat untuk bertahan di arus ganas. Sementara itu, racun dalam tubuh Xiang Yi membuatnya tak mampu mengapung lebih lama.
Badai terus bergemuruh, menelan kedua pejuang yang sama-sama kalah—bukan hanya oleh satu sama lain, tetapi juga oleh kelemahan mereka sendiri.
SELESAI.
Komentar
Posting Komentar